Materi PAI Kelas 8 Bab Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa Abbasiyah
PERTUMBUHAN ILMU PENGETAHUAN PADA MASA
ABBASIYAH
A. SEJARAH SINGKAT BANI ABBASIYYAH
Daulah Bani Abbasiyyah berkuasa selama 5 abad yaitu mulai tahun 132-656
H/750-1258 M, menggantikan Daulah Bani Umayyah yang telah berkuasa selama 92 tahun
(40-132 H/660-750 M). Dengan wafatnya Marwan bin Muhamad dalam suatu pertmpuran
melawan Bani Abbasiyyah, maka berakhir pulalah kekuasaan Bani Umayyah.
Dinamakan Bani Abbasiyyah, karena para pendiri dan kholifahnya merupakan
keturunan dari Abbas bin Abdul Muttalib (paman Nabi Muhammad saw.)
Kholifah yang pertama kali menduduki jabatan adalah Abdul Abbas Asy
Syafah yang berkuasa pada tahun 132 – 136 H / 750 – 753 M yang kemudian diikuti
oleh kholifah-kholifah yang lain silih
berganti sebanyak 37 kholifah.
Selama berkuasa Daulah Bani Abbasiyyah mengalami masa kejayannya, mulai
dari berdirinya hingga sampai pada masa pemerintahan kholifah Alt Watsik Billah
tahun 232 H / 879 M. Masa
tersebut merupakan masa yang gilang gemilang, bahkan dapat dikatakan
masa keemasan bagi umat Islam.
Diantara kholifah yang besar adalah Abu Abbas Asy Sofa, Abu Jafar al
Mansyur, Harun ar Rasyid, Al Makmum, Al Mu’tazim dan Al Watsik. Mereka adalah
para kholifah yang telah menghantarkan ke puncak masa kejayaan dan keemasan
daulah Bani Abbasiyyah. Setelah itu hampir tidak ada kholifah yang besar lagi,
ini dikarenakan mereka lebih banyak disibukkan dengan hal duniawi dan saling
berebut kekuasaan. Kholifah yang terakhir adalah Al Mu’tazim yang berkuasa pada
tahun 124 H / 1258 M dan mati terbunuh oleh pasukan Mongol pimpinan Hulogu Khan
(cucu dari Jengis Khan).
Sesudah al watsik masih ada lagi 28 kholifah yang memerintah. Tetapi
pada umumnya mereka kurang membawa kemajuan, adapun kholifah yang terakhir
yaitu Al Muktasim Dengan tumbangnya Bani Umayyah, maka kekuasaanpun pindah ke
tangan Bani Abbasiyyah berikut wilayah kekuasaannya kecuali Kordova Spanyol,
sehingga wilayahnya meliputi : Afrika Utara, Mesir, Tripoli dan
sekitarnya juga negaa-negara yang berbeda di Asia Tengah sepeti Turki,
Siberika, Romawi Timur, Persia, Irak,
Yaman, Palestina, Afghanistan dan
sebagian India dengan Ibukotanya Bagdad.
Dalam aktivitas pemerintahannya Daulah Bani Abbasiyyah mengambil pusat
kegiatannya di kotaBagdad dan sekaligus dijadikan sebagai
ibu kota negara. Dari sinilah segala kegiatan baik politik, sosial,
ekonomi, keuangan, kekuasaan, pengetahuan, kebudayaan dan lain-lain dijalankan.
Kota Baghdad dijadikan sebagai kota pintu terbuka, artinya
siapapun boleh memasuki dan tinggal dikota tersebut, sehingga semua bangsa
yang menganut berbagai agama dan keyakinan diijinkan bermukim didalamnya,
dengan begitu Baghdad menjadi kota interenasional yang
sangat ramai dan didalamnya berkumpul berbagai unsur :
Arab, Turki, Persia, Romawi. Qibthi dan sebagainya.
Sehingga bisa diketakan, bahwa pada masa pemerintahan Bani Abbasiyyah
upaya perluasan daerah kurang begitu diperhatikan akan tetapi dibidang ilmu
pengetahuan dan kebudayaan terjadi kemajuan yang begitu spektakuler, hal ini
ditandai dengan munculnya para ilmuwan/cendekiawan dan ulama yang terkenal
seperti halnya Ibnu Sina Al Gozali –Al Farabi, Imam Syafii, Hanafi, Hambali,
Imam Maliki, Ibnu Rusydi kholifah yang telah membawa kemajuan Bani Abbasiyyah
dan lain-lain.
B. PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA BANI ABBASIYYAH
Pada masa Daulah Abbasiyyah kehidupan peradaban Islam sangat maju,
sehingga pada masa itu dikatakan sebagai jaman keemasan Islam, karena kaum
muslim sudah sampai pada puncak kemuliaan, baik kekayaan, bidang kekuasaan,
politik, ekonomi dan keuangan lebih lagi dalam bidang kebudayaan dan ilmu
pengetahuan, baik pengetahuan agama maupun pengetahuan umum mengalami kemajuan
yang sangat pesat. Berbagai ilmu telah lahir. Hal ini dikarenakan antara lain :
a. Penerjemahan buku berbahasa asing seperti
halnyaYunani, Mesir, Persia, India dan lain-lain kedalam
bahasa Arab dengan sangat gencar.
b. Penelitian dan pengkajian yang dilakukan oleh kaum muslimin itu
sendiri.
Buku-buku yang diterjemahkan antara lain : Ilmu kedokteran, Kimia, Ilmu
Alam, Mantiq (logika), Filsaft Al Jabar, Ilmu Falaq, Matematika, Seni dan
lain-lain. Penerjemahan dan penelitian tersebut pada umumnya dilakukan pada
masa pemerintahan Abu Ja’far, Harun ar Rosyid – Al Makmum dan Mahdi.
Lebih-lebih pada masa pemerintahan Harun Ar Rosyid, beliau sangat serius dalam
memajukan pengetahuan terseb
ut, sehingga didirikanlah lembaga ilmu pengetahuan yang diberi nama
“BAITUL HIKMAH” sebagai pusat penerjemahan penelitian dan pengkajian ilmu perpustakaan
serta lembaga pendidikan (Perguruan Tinggi).
Dengan begitu kaum muslimin dapat mempelajari berbagai ilmu dalam bahasa
Arab. Dan hasilya bermunculan sarjana-sarjana besar muslim dari berbagai
disiplin ilmu yang sangat terkenal juga ulama-ulama besar yang sangat tersohor
seperti halnya iman Abu Hanafi – Imam Malik – Imam Syfai – Imam Hambali, Imam
Bukhori dan imam muslim dan lain-lain.
Kemajuan demikian tidak lain karena kepemimpinan dijalankan para
kholifah/Sultan yang mempunyai kharisma, professional disamping kaum muslim
juga mempunyai kesadaran yang tinggi dalam memperjuangkan islam ke tempat yang
paling atas. Akhirnya terjadilah perpaduan yang sangat menguntungkan bagi
perkembangan peradaban Islam.
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting dan
mulia. Para khalifah dan pembesar lainnya membuka peluang
seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan, Para khalifah sendiri pada umumnya adalah ulama-ulama
yang mencintai ilmu, menghormati para sarjana dan memuliakan para pujangga.
Mereka benar-benar menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, mereka mempraktekkan
syariat islam : bahwa tinggi rendahnya derajat dan martabat seseorang
tergantung pada banyak sedikitnya pengetahuan yang ia miliki disamping
ketakwaannya pada Allah SWT., sebagaimana firman Allah.
SWT QS. Al Mujadalah [58] : 11
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ
Artinya : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu
dan orang-orang yang dberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS. Al
Mujaddalah.11)
Para kholifah dalam memandang ilmu pengetahuan sangat menghargai
dan memuliakannya. Oleh karena itu mereka membuka peluang seluas-luasnya
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan kepada seluruh mahasiswa baik dari
kalangan islam maupun kalangan lainnya. Para khalifah sendiri pada
umumnya seorang ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan para pujangga.
Kebebasan berfikir sangat dijunjung tinggi. Para sarjana
(ulama) dibebaskan untuk berijtihad mengembangkan daya intelektualnya dan bebas
dari belenggu taqlid. Hal ini menjadikan ilmu pengetahuan umum atau agama
berkembang sangat tinggi. Sebagai bukti antara lain :
1. Didirikanlah Baitul Hikmah sebagai pusat penterjemahan, peneliti dan
pengkajian ilmu pengetahuan baik agama maupun umum.
2. Didirikan “Majelis Munazarot” yaitu suatu tempat berkumpulnya para
sarjana muslim, unt
uk membahas ilmu pengetahuan, para sarjana muslim untuk membahas ilmu
pengetahuan, para sajarna muslim diberi kebebasan berfikir dari ilmu
pengetahuan tersebut.
3. Dibentuk Korps Ulama yang anggotanya terdiri dari berbagai negara dan
berbagai agama yang bertugas menterjemahkan, membahas dan menyusun sisa-sisa
kebudayaan kuno, sehingga pada masa itu muncullah tokoh-tokoh muslim yang
menyebarluaskan agama Islam dan menghasilkan karya-karya yang besar antara lain
:
a. Imam Abu Hanifah ( 700 – 767 M ). Imam Malik ( 713 – 765 M ) Imam
Syafii ( 767 – 820 M ) Imam Ahmad bin Hanibal ( 780 – 857 M ).
Para mujtahiq yang mencurahkan segala kemampauannya untuk
mendapatkan ilmu praktis dan syareat Islam yang digali dari Qur’an dan hadist
yang terkenal dengan ilmu fikih. Sehingga ajaran islam mudah untuk diamalkan.
b. Imam Sibawaih is bin Umar as Saqofi sebagai tokoh bahasa
Arab, Nahwu shorof Balaghoh dan lain-lain.
· Imam bukhori dengan hasil karyanya shoheh Bukhari.
· Imam Muslim dengan hasil karyanya shoheh muslimnya
· Imam Abu dawud dengan hasil karyanya Sunan Abu Dawudnya.
· Imam bin Majah dengan hasil karyanya Sunan ibnu majahnya
· Imam Tirmidhi dengan hasil karyanya sunan Tirmidhinya
c. Rabi’ah al Adawiyah ahli tasawuf dengan ajarannya mahabbah.
d. Abu Hamid Muhammad bin Ahmad Ghozali dengan hasil karyanya ihya
ulumudin
C. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN DI MASA BANI ABBASIYYAH
Kemajuan yang dicapai pada masa kejayaan Islam, yakni terjadi pada masa
pemerintahan Daulah Bani Abbasiyyah, dalam segala bidang, khususnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan dll. Pada masa itu kemajuan ilmu
pengetahuan begitu pesatnya, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan lainnya.
a. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
1) Ilmu Tafsir
Ilmu tafsir yaitu ilmu yang menjelaskan tentang makna/kandungan ayat Al
Qur’an, sebab-sebab turunnya ayat / Azbabun nuzulnya, hukumnya dan lain-lain.
Adapun ahli tafsir yang termasyur ketika itu antara lain :
a. Ibnu Jarir At Thabari dengan tafsirnya Al-Qur’annul Azim sebanyak 30
juz
b. Abu Muslim Muhammad bin Bahr Isfahany (mu’tazilah), tafsirnya
berjumlah 14 jilid.
2) Ilmu Hadist
Ilmu hadist adalah ilmu yang mempelajari tentang hadist dari sunat,
perawinya, isi dll. Pada masa itu bermunculan ahli-ahli hadist yang besar dan
terkenal beserta hasil karyanya, antara lain :
a. Imam Bukhari, lahir di Bukharo 194 H di Baghdad, kitabnya yang
termasyur adalah al-Jami’us shohih dan terkenal dengan shohih Bukhori.
b. Imam Muslim wafat tahun 216 H di Naisabur. Kitabnya Jaim’us Shohih
dan terkenal dengan ”Shahih Muslim”
c. Abu Dawud dengan kitab hadistnya berjudul “Sunan Abu Dawud”.
d. Ibnu majah dengan kitab hadistnya Sunan Ibnu majah.
e. At-Turmidhi dengan kitabnya “Sunan Turmidhi
f. Dan lain-lain
3) Ilmu Fikih
Ilmu fikih, yaitu ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum Islam
(segala sesuatu yang diwajibkan, dimakruhkan, dibolehkan dan yang diharamkam
oleh agama Islam. Beberapa tokoh fikih yang termasyur ialah :
a. Imam Abu Hanifah ( 80 – 150H / 700 – 767M ) beliau menyusun
madzhabnya yaitu madzhab Hanafi.
b. Imam Malik Bin Anas, lahir di Madinah tahun 93 H / 788 M dan
meninggal di Hijaz pada tahun 170 H / 788 M, beliau menyusun madzhab Maliki.
c. Imam Syafii nama lengkapnya adalah Muhammad bin Idris bin Syafi’i
(150 – 204H/767 – 820M ), sewaktu berumur 7 tahun sudah hafal Al-Qur’an dan
menyusun madzhabnya yaitu madzhab Syafi’i.
d. Imam hambali ( 164 – 241H / 780 – 855M ), beliau menyusun madzhabnya,
yaitu madzhab Hambali. Paramujtahidin mencurahkan segala kemampuannya
untuk mendapatkan ilmu-ilmu praktis dalam syariat Islam sehingga umat Islam
dengan mudah dapat melaksanakan.
4) Ilmu Tasawuf
Ilmu tasawuf, yaitu ilmu yang mengajarkan cara-cara membersihkan hati.
Pikiran dan ucapan dari sifat yang tercela, sehingga tumbuh rasa taqwa dan
dekat kepada Allah. Untuk dapat mencapai kebahagiaan abadi (bersih lahir dan
bathin). Orang muslim yang menjalani kehidupan tasawuf disebut “Sufi”. Tokohnya
antara lain :
a. Rabi’ah Adawiyah (lahir di Baghdad tahun 714 M ajaran
tasawufnya dinamakan “Mahabbah” .
b. Abu Hamid bin Muhammad bin ahmad Ghozali (1059 – 111 M) – hasil
karyanya yang terkenal adalah “Ihya Ulumuddin”
c. Abdul Farid Zunnu Al Misri, lahir tahun 156 H / 773 M – 245 H / 860
M), beliau dapat membaca Hieroglif yang ditinggalkan di zaman Firaun (Mesir).
5) Filsafat Islam
Filsafat islam adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai hakekat segala sesuatu yang ada, sebab asal hukumnya atau
ketentuan-ketentuannya berdasarkan al-Quran dan hadist.
Manfaat filsafat islam adalah untuk menemukan hakekat segala sesuatu
sebagai ciptaan Allah dan merupakan bukti kebesaranNya. ( QS Ali Imran 190 )
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ
وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لأَيَاتٍ لأُوْلِي اْلأَلْبَابِ
Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal”(QS. Ali Imron 190).
Adapun totkoh filsafat Islam antara lain :
a). Al-Kindi ( 185 – 252H / 805 – 873M ), terkenal dengan sebutan
“Filosof Arab” beliau menerjemahkan buku-buku asing kedalam bahasa Arab.
Bermacam-macam ilmu telah dikajinya, terutama filsafat. Al Kindi bukan hanya
Filosof, tetapi juga ahli ilmu matematika, astronomi, formakologi dan
sebagainya.
b). Al Farabi ( 180 – 260H / 780 – 863M ) beliau menerjemahkan buku-buku
asing kedalam bahasa Arab. Al Farabi banyak menulis buku mengenai logika,
matematika, fisika, metafisika, kimia, etika dan sebagainya. Filsafatnya
mengenai logika antara lain dalam bukunya “Syakh Kitab al Ibarah Li Aristo”,
menjelaskan logika adalah ilmu tentang pedoman yang dapat menegakkan pikiran
dan dapat menunjukkannya kepada kebenaran. Dia digelari sebagai guru besar
kedua, setelah Aristoteles yang menjadi guru besar pertama, buah karyanya
banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa.
c). Ibnu Sina (Abdullah bin Sina) ( 370 – 480H / 980 – 1060M ). Di Eropa
dikenal dengan nama Avicena. Sejak kecil ia telah belajar bahasa arab,
geometri, fisika, Logika, Teologi Islam, Ilmu-ilmu Islam dan Kedokteran. Beliau
seorang dokter di kota Hamazan Persia menulis buku-buku kedokteran
dan mengadakan penelitian tentang berbagai macam jenis penyakit, beliau juga
seorang filosof yang terkenal dengan idenya mengenai faham serba wujud atau
Wahdatul wujud, juga ahli fisika dan ahli jiwa. Pada usia 17 tahun ia sangat
terkenal. Karangan Ibnu Sina lebih dari dua ratus buku, yang terkenal antara
lain :
1. ASY SYIFA, buku ini adalah buku filsafat, terdiri atas
empat bagian yaitu logika, fisika, matematika dan metafisika.
2. AL-QONUN atau CANON OF MEDICINE. Menurut penyebutan
orangorang barat, buku ini pernah diterjemahkan kedalam bahasa latin dan pernah
menjadi buku standar untuk Universitas-universitas Eropa sampai akhir abad
ke-17.
d). Ibnu Rusyd
Dilahirkan di Cardova pada tahun 250 H / 1126 M dan meninggal tahun 675
H / 1198 M. Dia dikenal di Eropa dengan nama Averroes. Dia adalah ahli filsafat
yang dikenal dengan sebutan bapak Rasionalisme, dia juga hali ilmu hayat, ilmu
fisika, ilmu falak, ilmu akhlaq juga ilmu kedokteran, ilmu fikih. Karyanya
antara lain :
- Fasul Maqol fima Baina al Hikmati Wasyari’at Minal Ittisal.
- Bidayatul Mujtahid
- Tahafutut Tahafud
- Fikih
Karangan beliau hingga kini masih banyak dijumpai di perpustakaan Eropa
dan Amerika.
6) Kedokteran
Pada masa daulah Bani Abbasiyyah kedokteran mengalami perkembangan dan
kemajuan, khususnya tatkala pemerintahan Harun ar Rosyid dan khalifah-khalifah
besar sesudahnya. Pada waktu itu sekolah-sekolah tinggi kedokteran didirikan,
sehingga banyak mencetak sarjana kedokteran.
Diantara dokter-dokter muslim tersebut yang terkenal antara lain :
a. Hunain Ibnu Iskak, lair pada tahun 809 M dan meninggal pada tahun 874
M. beliau adalah dokter spesialis mata, karyanya adalah buku-buku tentang
berbagai penyakit, dan banyak menerjemahkan buku-buku kedokteran yang berbahasa
Yunani kedalam bahasa Arab.
b. Ibnu Sina, disamping filosof juga sebagai tokoh kedokteran, bukunya
yang sangat terkenal dibidang kedokteran adalah Al-Qonun Fi Al-tib dijadikan
buku pedoman kedokteran di Universitas-universitas Eropa maupun negara-negara
Islam.
7) Astronomi adalah ilmu yang mempelajari perjalanan matahari,
bumi, bulan dan bintang-bintang dan planet-planet yang lain. Tokoh-tokohnya
antara lain :
- Abu Mansur Al Falaqi
- Jabir Al Batani, beliau pencipta alat teropong bintang yang pertama.
8) Matematika
Para tokohnya antara lain :
- Al-Khawarizmi (194 – 266 H) Beliau telah menyusun buku Aljabar, dan
yang menemukan angka nol (0). Angka 1-9 berasal dari Hindu, yang telah
dikembangkan oleh umat Islam (Arab).
- Umar Khayam, Buku karyanya adalah Treatise On Algebra dan buku ini
telah diterjemahkan kedalam bahasa Perancis
9) Sejarah
Sejarah ialah ilmu yang mempelajari tentang berbagai peristiwa masa
lampau yang meliputi waktu dan tempat peristiwa itu terjadi, pelakunya,
peristiwanya dan disusun secara sistimatis. Dengan mempelajari sejarah
seseorang dapat mengambil pelajaran dan manfaatnya dan hikmahnya dari peristiwa
tersebut.
QS Yusuf [12] : 111
كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأُوْلِي
اْلأَلْبَابِ
Artinya : “Sesungguhnya pada kisah mereka itu terdapat Pengajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Yusuf 111)
Tokoh sejarah antara lain :
a. Ibnu Qutaibah (828 M – 889 M0 dengan hasil karyanya Uyun Al Akhbar
yang berisi sejarah politik negeri-negeri islam.
b. At Thabari (839 M – 923 M) menulis tentang sejarah para rasul dan
raja-raja.
c. Ibnu Khaldun 1332 M – 1406 M hasil karyanya Al-Ihbar banyaknya 7
jilid dan setiap jilidnya berisi 500 halaman.
b. Perkembangan Kebudayaan
Kemajuan yang dicapai Daulah Bani Abbasiyyah, disamping ilmu
pengetahuan, berkembang pula bidang kebudayaan yang ditandai dengan munculnya
berbagai karya seni. Dalam bidang seni rupa telah mengalami kemajuan yang pesat
antara lain pahat, ukir, sulam, seni lukis, kaligrafi dan lain-lain. Hal ini
bisa dilihat di dinding-dinding istana kholifah, masjid, gedung yang indah dan
megah. Seni ukir, kaligrafi, hasil karyanya bisa diliha di Masjid-masjid,
istana kholifah dan gedung-gedung yang megah. Seni sulam menghiasi permadani,
pakaian, hiasan dinding dan sebagainya. Demikian juga dengan seni lainnya
diantaranya :
- Seni Lukis mengalami kemajuan dan lahirlan pelukis terkenal yang
bernama Abdul Karim mansur yang nama aslinya Firdaussi. Beliau yang pertama
kali membuat buku bergambar di dunia ini dengan judulnya Syah Nama. Buku ini
telah disalin kedalam bahasa Perancis, Inggris dan Jerman.
- Seni Bangunan, berdiri gedung-gedung yang kokoh dengan arsiteknya yang
indah dan megah, antara lain : istana Raja, Masjid, dan lain-lain.
- Seni Suara, Seni Musik dan Seni Tari juga mengalamii kemajuan sebagai
bukti muncullah penyanyi-penyanyi terkenal, sekolah, sekolah musik dan
pabrik-pabrik alat musik. Demikian juga dengan seni bahasa, bermuncullah
sastrawan-sastrawan terkenal.
Assalamualaikum Wr.Wb
BalasHapusMohon izin Copas, Semoga bermanfaat
Terimakasih
izin kopas ya gan
BalasHapusAssalamualaikum, mohon izin untuk copas terima kasih
BalasHapus