Materi PAI Kelas 8 Bab Meneladani Kemuliaan dan Kejujuran Para Rasul Allah SWT
Meneladani Kemuliaan dan
Kejujuran Para Rasul Allah Swt.
A. Pengertian
Iman kepada Rasul-rasul Allah
Beriman kepada rasul mengandung
maksud menyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah mengutus para rasul-Nya
untuk menyampaikan wahyu kepada umat-Nya. Para rasul bertugas
menyampaikan wahyu dari Allah untuk memberikan petunjuk bagi umat manusia ke
jalan yang lurus sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Artinya : “Sungguh Allah telah memberi karunia
kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di
tengah tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada
mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka
Kitab (Al-Qur’ān) dan Hikmah (Sunnah, meskipun sebelumnya, mereka benar-benar
dalam kesesatan yang nyata.” (Q.S. Ali Imrān/3: 164).
Ayat tersebut memberikan
penjelasan kepada kita bahwa Allah mengutus rasul dari kalangan manusia sendiri
sehingga dapat diteladani.
B. Perbedaan
Nabi dan Rasul
Sebagian
ulama’ dan umat islam ada yang berpendapat bahwa setiap rasul sudah pasti untuk
menyampaikan wahyu (ajaran Allah) kepada umat manusia. Adapun nabi yang tidak
diberi tugas untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia, ia bukan rasul
tetapi hanya nabi. Ulama’ dan umat islam yang berpendapat seperti itu,
beralasan kepada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Zar, bahwa
jumlah nabi ada 124.000 orang, sedangkan rasul berjumlah 315 orang.
Nabi dalam bahasa arab berasal
dari kata naba.Dinamakan Nabi karena mereka adalah orang yang menceritakan
suatu berita lewat wahyu. Sedangkan Rasul secara bahasa berasal dari kata irsal
yang bermakna membimbing atau memberi arahan. Definisi secara syar’i yang
masyhur, Nabi adalah orang yang mendapatkan wahyu namun tidak diperintahkan
untuk menyampaikan sedangkan Rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu dalam
syariat dan diperintahkan untuk menyampaikannya.
Rasul adalah manusia utama pilihan Allah SWT.
Allahlah yang dengan ‘hak mutlak-Nya’ memilih seseorang menjadi rasul-Nya.
Cirri-ciri seseorang rasul, antara lain seorang laki-laki yang sehat jasmani
dan rohaninya, mempunyai akal yang sempurna, berjiwa ‘ismah (jiwa yang mampu
mengendalikan diri dari berbuat dosa), dan berasal dari keturunan orang
baik-baik. Jadi perbedaan antara Nabi dan Rasul :
1. Nabi
adalah Orang yang dipilih oleh Allah SWT untuk menerima wahyu, tetapi tidak
wajib mengerjakan dan menyampaikan kepada umatnya.
2. Rasul
adalah Orang yang menyampaikan terpilih dan diangkat oleh Allah SWT untuk
menerima wahyu dan berkewajiban dan mengajarkan kepada umatnya. Dan khusus
Rasul Muhammad SAW diwajibkan menyampaikan kepada seluruh umat manusia dan
syari’atnya berlaku sepanjang masa sampai hari kiamat.
C. Tugas
Para Rasul
Para Rasul memiliki tugas yang
diamanatkan Allah kepada mereka. Mereka merupakan manusia terpilih yang sengaja
diutus oleh Allah untuk memperbaiki keadaan kaumnya. Adapun secara rinci tugas
dari para rasul sebagai berikut:
1. Sebagai
pembawa ajaran tauhid yang benar, yakni mengesakan Allah dan
meluruskan kembali ajaran tauhid
yang sesat di kalangan kaumnya.
2. Sebagai
pembawa kabar gembira bahwa hamba-hamba Allah yangtaat kelak akan mendapatkan
balasan
kebaikan di surga.
3. Sebagai
pemberi peringatan bahwa manusia yang ingkar, berbuat kejahatan, maksiat, dan
menganiaya akan
mendapatkan balasan di neraka.
4. Membina
kehidupan manusia agar menerapkan akhlak yang mulia.
D. Sifat-sifat
Para Rasul
Para rasul mempunyai sifat atau
kepribadian yang akan dijadikan teladan atau contoh bagi umatnya. Selain sifat
wajib yang harus dimiliki oleh para rasul, juga ada sifat mustahil, dan
sifat jaiz.
Adapun secara rinci sifat-sifat
tersebut adalah:
1. Sifat
wajib
Sifat wajib bagi rasul ada empat yaitu:
a. Sidiq artinya
berkata benar. Apapun yang dikatakan oleh rasul merupakan kebenaran. Tidak ada
yang salah sama sekali.
b. Amanah artinya
dapat dipercaya. Seorang rasul sangat dapat dipercaya oleh umatnya. Para rasul
adalah manusia yang
jujur dan dapat dipercaya.
c. Tablig artinya
menyampaikan. Seorang rasul adalah manusia pilihan Allah yang menyampaikan
wahyu yang telah diterima kepada
umatnya. Wahyu dari Allah tersebut disampaikan oleh para rasul apa
adanya, tidak ditambah
maupun dikurangi sedikitpun.
d. Fatanah artinya
cerdas. Seorang rasul adalah manusia pilihan Allah yang cerdas, tidak pelupa,
dan tidak pikun.
2. Sifat
mustahil
Adapun sifat mustahil bagi rasul ada empat
yaitu:
a. Kazib artinya
dusta. Seorang rasul tidak mungkin berkata dusta dalam kehidupan sehari-harinya
baik di lingkungan keluarga, masyarakat, apalagi di
depan umatnya.
b. Khianat artinya
tak dapat dipercaya. Seorang rasul tidak mungkin mengkhianati umatnya.
c. Kitman artinya
menyembunyikan. Seorang rasul tidak mungkin menyembunyikan walaupun
sedikit dari wahyu yang telah
diterimanya.
d. Baladah artinya
bodoh. Seorang rasul tidak mungkin bersifat bodoh. Jika seorang rasul bersifat
bodoh, pasti akan diatur dan
dipermainkan oleh umatnya.
3. Sifat Jaiz
Adapun sifat jaiznya
para rasul adalah Aradul Basyariyah yaitu bersifat dan berperilaku
sebagaimana kebiasaan manusia pada umumnya, seperti makan, minum, haus, lapar,
letih, dan lain sebagainya.
E. Rasul Ulul
Azmi
Di antara 25 rasul tersebut ada
5 rasul yang diberi gelar “Ulul Azmi” yang
artinya orang-orang yang memiliki keteguhan
hati dalam menghadapi dan cobaan dari Allah Swt. Adapun 5 rasul tersebut
adalah:
1. Nabi
Nuh a.s.
2. Nabi
Ibrahim a.s.
3. Nabi
Musa a.s.
4. Nabi
Isa a.s.
5. Nabi
Muhammad saw.
Para rasul ulul azmi
diberikan mu’jizat (kemampuan luar biasa) oleh
Allah agar umatnya percaya bahwa dirinya
adalah seorang rasul pilihan Allah Swt. Adapun mu’jizat yang diberikan oleh
Allah kepada para nabi Ulul Azmi adalah:
1. Nabi Nuh a.s.
Nabi Nuh a.s. diberi mu’jizat oleh Allah
dapat membuat perahu yang sangat besar yang dapat memuat semua
umatnya yang
beriman kepada Allah dan semua jenis hewan yang hidup pada zaman tersebut
sepasang-
sepasang.
2. Nabi
Ibrahim a.s.
Mu’jizat yang diberikan oleh Allah
kepada Nabi Ibrahim a.s. adalah tidak terbakar oleh api ketika dibakar
oleh Raja Namrudz.
3. Nabi
Musa a.s.
Mu’jizat yang diberikan oleh Allah
kepada Nabi Musa a.s. adalah
tongkatnya dapat berubah menjadi ular raksasa,
tangannya dapat mengeluarkan cahaya ketika diminta bukti atas kerasulannya,
serta dapat membelah laut Merah menjadi jalan ketika dikejar oleh raja Fir’aun
dan bala tentaranya.
4. Nabi
Isa a.s.
Mu’jizat yang diberikan oleh Allah
kepada Nabi Isa as. adalah dapat
mengobati berbagai macam penyakit yang sulit
disembuhkan, membuat burung dari tanah, dan dapat menghidupkan orang yang
sudah meninggal walaupun sebentar.
5. Nabi
Muhammad saw.
Mu’jizat yang diberikan oleh Allah
kepada Nabi Muhammad saw. adalah terbelahnya bulan menjadi dua walaupun hanya
tampaknya, dapat mengeluarkan air dari celah-celah jarinya, al-Qur’ān sebagai
kitab yang paling lengkap dan sempurna serta selalu dijaga kemurniaannya sampai
akhir zaman serta peristiwa isra’ mi’raj dari Masjidil Haram sampai Sidratul
muntaha.
F. Nama-nama
Rasul yang harus diketahui.
Para Nabi dan Rasul itu sangat
banyak jumlahnya, tidak ada seseorangpun yang mengetahui jumlahnya melainkan
Allah SWT. Sebagian nama dan kisah mereka di cantumkan di dalam Al-Qur’an
tetapi sebagian yang lain tidak terterah didalamnya. Seperti yang tertulis
dalamQS Al-Mu’minun ayat 78 yang artinya :
“ Dan sesungguhnya telah kami
utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, diantara mereka ada yang kami ceritakan
kepadamu diantara mereka ada pula yang tidak kami ceritakan kepadamu”. ( Q.S
Al-Mu’min : 78 ).
Dari jumlah Nabi dan Rasul itu,
di dalam Al-Qur’an diterangkan nama-nama mereka sebanyak 25 orang Rasul yang di
ketahui oleh kaum muslimin, yaitu :
1. Adam
AS 11.
Yusuf
AS
21. Yunus AS
2. Idris
AS 12.
Ayyub AS
22.
Zakaria AS
3. Nuh
AS 13.
Syu’aib AS 23.
Yahya AS
4. Hud
AS
14. Zulkifli
AS
24. Isa AS
5. Saleh
AS 15.
Musa
AS
25. Muhammad SAW
6. Ibrahim
AS 16.
Harun AS
7. Luth
AS 17.
Daud AS
8. Ismail
AS 18.
Sulaiman AS
9. Ishaq
AS 19.
Ilyas AS
10. Yakub AS
20. Ilyasa AS
G. Hikmah
Beriman kepada Rasul Allah
1. Meneladani
sifat-sifat mulia para Nabi dan Rasul, seperti bersikap adil, jujur, kesabaran,
keteguhan, dan semangatnya dalam berdakwah menegakkan ajaran-ajaran Allah Swt.
2. Umat-umat
terdahulu mengalami kehancuran dan mendapat azab dari Allah karena mereka
ingkar, sombong, dan menyekutukan Allah. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita
untuk senantiasa menjaga keimanan dan perilaku kita agar sesuai dengan ajaran
Allah Swt.
3. Selalu
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah agar negeri kita mendapatkan
kemakmuran dan keberkahan.
4. Kita selalu
patuh dan taat dalam melaksanakan semua yang diperintahkan oleh Allah dan
menjauhi apa yang menjadi laranganNya.
Komentar
Posting Komentar