Materi PAI Kelas 8 Bab Meyakini Kitab-Kitab Allah, Mencintai Al Qur'an


MEYAKINI KITAB ALLAH, MENCINTAI AL QUR'AN


A.              Pengertian Iman kepada Kitab-Kitab Allah SWT.
Sebelum membahas tentang kitab-kitab Allah SWT terlebih dahulu kita jelaskan tentang pengertian kita dan suhuf. Kitab adalah wahyu Allah SWT yang di sampaikan kepada para rasulnya untuk di ajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidupnya. Sedangkan yang di maksud Suhuf ialah wahyu Allah SWT yang di sampaikan kepada para rasul, merupakan dasar atau nasihat secara umum tetapi tidak wajib disampaikan atau di ajarkan kepada umat manusia. Suhuf dapat diartikan sebagai lembaran-lembaran yang tertulis.
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT berarti mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitabnya kepada rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan dan di ajarkan kepada umat manusia.
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT merupakan rukun iman yang ke tiga. Umat islam wajib percaya dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua kitab yang telah diturunkan Allah SWT kepada para rasulnya itu pasti benar.

Firman Allah SWT :

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An nissa: 136)
Kitab-kitab yang dimaksud dalam ayat di atas berisi peraturan, ketentuan, perintah, dan larangan yang dijadikan pedoman bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupan agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kitab-kitab Allah SWT diturunkan pada masa berlainan, namun di dalamnya terkandung ajaran yang sama, yaitu ajaran tauhid atau ajaran tentang keesaan Allah SWT. Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat yang disesuaikan dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu.

B.   Nama-Nama Kitab Allah dan Rasul yang Menerimanya.
Diantara kitab-kitab Allah SWT yang wajib kita imani ada 4, yaitu :
1.      Kitab Taurat
Kitab Taurat di wahyukan kepada Nabi Musa a.s di bukit Tursina (Mesir) sekitar abad 12 SM. Pokok ajaran kitab Taurat berisi tentang akidah (tauhid) dan hukum-hukum syariat.
Firman Allah SWT :

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (QS Al maidah : 44)

2.      Kitab Injil
Kitab Injil diwahyukan Allah SWT kepada nabi Isa a.s sekitar abad pertama masehi di daerah Yarussalem (Israel). Pokok ajaran kitab Injil sama dengan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, namun sebagian menghapus hukum-hukum yang tertera dalam kitab Taurat yang tidak sesuai dengan zaman itu sehingga kitab Injil asli tidak di ketahui lagi keberadaannya.
Firman Allah SWT :
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Al maidah : 46)

3.      Kitab Zabur
Kitab Zabur di wahyukan Allah SWT kepada Nabi Daud a.s sekitar abad ke 10 SM di daerah Yarussalem (Israel). Pokok ajaran kitab Zabur berisi tentang zikir, nasihat dan hikmah, tidak memuat hukum-hukum syariat. Kitab Zabur merupakan petunjuk bagi umat nabi Daud a.s agar bertauhid kepada Allah SWT.
Firman Allah SWT :
“Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. dan Sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS Al isra : 55).
4.      Kitab Al Qur’an
Al Qur’an diwahyukan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW pada abad ke 6 Masehi, di dua kota. Yaitu kota Mekah dan Madinah (Arab Saudi). Al qur’an membahas tentang akidah, hukum-hukum syariat dan muamalat. Sebagian isinya menghapus sebagian syariat yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan hukum syariat yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Al qur’an merupakan kitab suci terlengkap dan abadi sepanjang masa, berlaku bagi seluruh umat manusia sampai akhir zaman, serta pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia agar tercapai kebahagiaan di akhirat. Oleh karena itu, sebagai muslim kita tidak perlu meragukannya sama sekali.
Al qur’an secara bahasa berarti bacaan atau yang dibaca. Sedangkan dalam istilah Al qur’an berarti wahyu Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui malaikan jibril untuk di sampaikan kepada manusia sebagai pedoman hidup dan yang membacanya termasuk ibadah.

Nama-nama lain dari Al qur’an
Al kitab yang artinya tulisan
Al furqon yang artinya pembeda.
Al huda yang artinya petunjuk.
Adz Dzikir yang artinya peringatan
Firman Allah SWT :
“Kitab (Al qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (QS Al baqarah :2).
Selain 4 kitab tersebut, Allah SWT juga telah menurunkan suhuf. Suhuf berasal dari kata Shahifah, yang artinya lembaran wahyu Allah SWT. Suhuf yang di turunkan kepada nabi ada 100 suhuf.
Di antara nabi-nabi yang menerima suhuf adalah sebagai berikut..
Nabi Syis a.s menerima sebanyak 50 suhuf
Nabi Idris a.s menerima sebanyak 30 sehuf
Nabi Ibrahim a.s menerima sebanyak 10 suhuf
Nabi Musa a.s menerima sebanyak 10 suhuf
Dari para nabi yang menerima suhuf tersebut, nabi Musa a.s selain menerima suhuf juga menerima kitab Taurat. Dan suhuf itu disatukan kedalam kitab Taurat.
Firman Allah SWT : “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Kitab-Kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-Kitab Ibrahim dan Musa.” (QS Al A’la : 18-19).


C.   Al Qur’an sebagai Kitab Suci Umat Islam.
Al qur’an di turunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikan Jibril itu tidak sekaligus, melainkan berangsur-angsur yang waktu turunnya selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari. Terdiri dari 30 Juz, 114 Surah, 6.666 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Turunnya Al qur’an disebut Nuzulul Qur’an. Wahyu pertama berupa surah Al Alaq ayat 1-5 di turunkan pada malam tanggal 17 Ramadhan tahun 610 M di gua Hira ketika nabi Muhammad SAW sedang berkhalwat (bersemedi). Pada saat itu pula nabi Muhammad SAW dinobatkan sebagai rasul atau utusan Allah SWT untuk menyampaikan risalahnya kepada seluruh umat pada usia 40 tahun. Sedangkan ayat yang terakhir turun adalah surah Al maidah ayat 3. Ayat tersebut turun pada tanggal 9 Dzulhijah tahun ke 10 Hijriah di padang Arafah ketika beliau sedang menunaikan ibadah haji wada (haji perpisahan), karena beberapa hari setelah menerima wahyu tersebut nabi Muhammad SAW wafat.

Al qur’an sebagai kitab suci yang terakhir selalu dijaga kemurnian dan keasliannya oleh Allah SWT sampai akhir zaman. Sebagaimana di jelaskan dalam firman Allah SWT berikut ini.
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al qur’an, dan Sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya.” (QS Al Hijr : 9)
Dalam ayat lain juga di jelaskan bahwa Al qur’an terjamin kebenarannya dan dapat di pertanggung jawabkan kemurniannya, terhindar dari unsure-unsur pemalsuan. Terkait dengan hal itu, Allah SWT berfirman dalam Al qur’an surah Al isra berikut.
Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.”. (QS Al Israa’ : 88)
Dalam kehiduapan sehari-hari, banyak problema kehidupan yang tidak dapat di atasi oleh manusia karena sikap mereka. Berbagai macam jenis penyakit timbul tanpa di ketahui cara pengobatannya, terjadinya bencana tidak di sangka-sangka, terjadinya gejolak sosial, dan sebagainya. Semua itu merupakan dampak sikap manusia yang meninggalkan Al qur’an.

Sebagai kitab suci umat muslim, Al qur’an memiliki beberapa keutamaan dan keistimewaan disbanding kitab-kitab yang di turunkan sebelumnya. Keutamaan kitab suci Al qur’an tersebut antara lain sebagai berikut.
Al qur’an memiliki isi kandungan yang paling lengkap dan sempurna, berlaku sepanjang masa, berlaku untuk selurh umat manusia tanpa pembatas antara suku, bangsa, dan umat atau kalangan tertentu. Kelengkapan dan kemurnian kitab suci Al qur’an mendapat jaminan dari Allah SWT.
Al qur’an tidak akan pernah bisa dimasuki oleh ide-ide manusia yang ingin menyimpangkannya karena Allah SWT sendiri yang menjaganya. Al qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan. Hal ini terbukti dengan adanya penemuan baru hasil reset ilmu pengetahuan modern yang membenarkan pernyataan-pernyataan dalam Al qur’an, seperti penciptaan manusia dan alam semesta. Al qur’an mengandung ilmu pengetahuan yang tinggi dan luas, sehingga setiap muslim yang sungguh-sungguh mempelajari dan mengamalkan isinya akan di angkat oleh Allah derajatnya. Al qur’an mengandung semua hokum yang sesuai dengan perkembangan zaman dan berlaku sepanjang masa, seperti akidah, fikih, akhlak, muamalah (pergaulan), dan tarikh (sejarah).
Masih banyak keutamaan dan keistimewaan Al qur’an yang terus menerus di peroleh manusia seiring dengan kemajuan Iptek saat ini. Oleh karena itu, sebagai kitab suci umat islam, kita harus berusaha mempelajari mengkaji Al qur’an dengan sungguh-sungguh. Insya Allah akan diperoleh berbagai keuntungan untuk hidup di dunia dan di akhirat. Karena dengan hanya membaca saja sudah merupakan ibadah kepada Allah SWT. Jika kita dapat memahami dan mengamalkannya. Dengan membaca, mempelajari, dan menggali isi kandungan ilmu pengetahuan yang ada dalam Al qur’an, akan menghilangkan kegelisahan batin, bahkan penyakit jiwa yang erat kaitannya dengan penyakit jasmani. Dengan demikian, selaku muslim haruslah menjadikan Al qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup ini, dan jangan berpedoman pada yang lainnya. Insya Allah berbagai persoalan dapat teratasi dan mendapat ridho Allah SWT.

D.   Fungsi Beriman kepada Kitab-Kitab Allah SWT.
Setiap kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan kepada para nabi dan rasul adalah sebagai petunjuk bagi umat manusia. Kita sebagai kaum muslim mengimani dan meyakini semua kitab yang telah di turunkan Allah SWT. Sehingga dapat berfungsi dalam kehidupan kita sehari-hari, diantaranya sebagai berikut. Mempertebal keimanan kepada Allah SWT. Karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah mampu menjawab semua permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang tampak maupun yang gaib.
    Memperkuat keyakinan seseorang terhadap tugas Nabi Muhammad SAW karena dengan meyakini semua kitab Allah SWT maka akan percaya terhadap kebenarana Al qur’an dan ajaran yang di bawa oleh nabi Muhammad SAW.Menambah ilmu pengetahuan. Karena dalam semua kitab Allah SWT, disamping berisi tentang perintah dan larangan Allah SWT, juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk mendorong manusia mengembangkan dan memperluas wawasan sesuai dengan perkembangan zaman.
 Menanamkan sikap toleransi terhadap pengikut agama lain. Karena dengan beriman kepada kitab Allah, maka umat Islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam Al qur’an dan hadist.

E.   Sikap Mencintai Al Qur’an sebagai Kitab Allah SWT.
Apabila seorang muslim mencintai Al qur’an, maka tandanya ia senang membawanya, sering membacanya, mempelajari, dan mengamalkan isinya, bahkan jika ada orang lain menghinanya, ia siap membela demi kemuliaan Al qur’an. Dari uraian diatas, maka dapat di simpulkan bahwa sikap mencintai Al qur’an adalah sebagai berikut.
Seorang muslim yang baik adalah selalu berusaha untuk menghormati, memuliakan, dan menjunjung kitab suci Al qur’an. Senantiasa berusaha untuk membaca Al qur’an dalam segala kesempatan dikala suka maupun duka. Senantiasa berusaha untuk memahami arti dan isi kandungannya. Senantiasa berusaha mengamalkan isi kandungan, melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya, serta menjadikannya pedoman hidup. Akan tetapi, pada zaman sekarang ini tidak sedikit orang yang sudah meninggalkan Al qur’an. Diantara tanda-tandanya adalah sebagai berikut. Tidak menghormati dan menjungjung tinggi Al qur’an. Meletakkan Al qur’an di tempat yang rendah di bandingkan buku-buku yang lain. Tidak mengamalkan isi kandungan Al qur’an


Komentar

  1. Apakah kita bisa baca Al-quran tanpa ber wudhu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak bisa, karena Al-quran adalah kitab yang suci. Dan kita yang belum ber wudhu belum tentu dalam keaadaan suci dari najis dan lainnya. Maka dari itu kita sebelum membaca Al-quran di anjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu.

      Maaf jika saya salah dalam menyampaikan. Dan ini jawaban yang saya selama ini ketahui.

      Hapus
    2. boleh bagi umat Islam membaca Alquran kapan pun, meski belum berwudu. Namun, ia tak boleh menyentuh mushaf Alquran. Terlebih jika tidak dimungkinkan berwudu, misalnya sedang di jalanan yang macet, ia menunggunya sambil membaca Alquran, maka hal ini diperbolehkan.
      #maaf jika salah dalam menyampaikanya:)

      Hapus
    3. No.1 boleh jika ada terjemahan bahasa indonesianya.
      No.2

      Hapus
  2. Tidak boleh dan itu sangat jelas tidak boleh dilakukan, karena al Quran adalah kitab suci dari Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, nabi pemimpin umat islam

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi PAI Kelas 8 Bab Ibadah Puasa Membentuk Pribadi yang Bertaqwa

Materi PAI Kelas 8 Bab Mengkonsumsi Makanan dan Minuman Yang Halal serta Menjauhi Yang Haram

Materi PAI Kelas 8 Bab Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa Abbasiyah